Rabu, 11 Mei 2011

TUGAS INVENTORY

1. TES MMPI

Tes MMPI merupakan salah satu tes yang digunakan untuk menilai dimensi-dimensi kepribadian seseorang yang berpengaruh pada performance kerjanya kelak. Pemerintah Republik Indonesia menganggap penting untuk menilai dimensi kepribadian calon legislatif (caleg) yang nantinya akan menjadi wakil rakyat. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan profil kepribadian menurut MMPI calon legislatif Sulawesi Selatan pada tahun 2004. 452 calon legislatif Sulsel yang melakukan tes MMPI di RSUP Wahidin Sudirohusodo tahun 2004 dimasukkan dalam penelitian deskriptif ini. Tes MMPI yang digunakan adalah tes MMPI (Versi Indonesia – Rudi Salan, Direktorat Kesehatan Jiwa RI 1982). Pada penelitian ini yang digunakan adalah skala validasi dan skala klinis. Didapatkan profil kepribadian biasa (tak berciri) 93% dan profil berciri (neurotisism dan psikotisism) 7% dari calon legislatif yang terlibat dalam penelitian ini. Profil kepribadian berciri terdiri atas neurotisism 4% dan psikotisism 3%. Juga ditemukan skala L (T skor > 70) sebanyak 32% Kami menyimpulkan bahwa 4 % Caleg Sulsel terindikasi memiliki profil kepribadian berciri neurotisism (somatisasi, somatoform, depresi dan hysteria konversi), dan sekitar 3% terindikasi mempunyai ciri psikotisism (paranoid, skizoid,skizofrenik). Juga ditemukan 32% Caleg terindikasi untuk berusaha menutupi kekurangannya dengan menampilkan keadaan yang lebih baik dari yang sebenarnya, dengan mengisi MMPI secara tidak jujur atau banyak berbohong.(J Med Nus. 2004; 25:67-70)
Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) adalah salah satu bentuk tes psikologik yang disusun sedemikian rupa sehingga merupakan instrumen yang secara akurat dapat memberikan gambaran dari dimensi-dimensi kepribadian tertentu. Tes ini disusun dengan 566 pernyataan (ìtems), 4 skala validitas dan 10 skala klinik. Skoring digambarkan dalam bentuk grafik dengan nilai normal adalah skor 30-70 dan psikopatologis jika skor diatas 70.1,2 Tes ini berguna untuk menilai kepribadian seseorang yang berpotensi melakukan tindakan-tindakan yang tidak normal meskipun mereka nampak sebagai orang-orang baik/normal.3,4
Beberapa studi melaporkan signifikansi penggunaan tes MMPI untuk memprediksi performance/penyakit individu beberapa tahun mendatang. Applegate KL dkk 2005, misalnya mengunakan test MMPI untuk memprediksi terjadinya nyeri kronis pada alumni Universitas North Carolina. Test MMPI dilakukan saat mereka baru diterima menjadi mahasiswa dan diikuti selama 30 tahun, dan disimpulkan bahwa test MMPI ini dapat memprediksi terjadinya nyeri kronis setelah kurun waktu 30 tahun.5
MMPI tergolong pada tes obyektif (objective test) untuk menilai berbagai aspek kepribadian. Dirintis pada tahun 1937 oleh Hathaway (Starke Hathaway, PhD. Seorang psikolog) dan McKinley (J. Charnley McKinley, MD, seorang Psikiater), dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1943. Seperti juga inventory yang lain, MMPI memiliki berbagai kekurangan dan telah mengalami berbagai penyempurnaan. Semula diharapkan dapat digunakan sebagai perangkat diagnostik, akan tetapi untuk maksud tersebut masih terlalu banyak kelemahannya. Dalam perkembangan lanjut ternyata MMPI merupakan tes yang cukup handal untuk menilai kepribadian, baik untuk keperluan klinis maupun riset. Khususnya di Amerika Serikat (dan yang berorientasi sama), MMPI masih merupakan tes kepribadian yang paling banyak digunakan.3,6
Masing-masing skor dari skala MMPI merupakan proyeksi dari kecenderungan individu dalam menghadapi aspek-aspek tertentu dalam kehidupan pribadi. Secara tidak langsung akan tetapi obyektif, hal tersebut memberi arti akan adanya kecenderungan tertentu dari aspek kepribadian seseorang. Untuk mendapatkan gambaran klinis mengenai profil kepribadian, skor pada berbagai skala tersebut harus ditafsirkan secara keseluruhan dan tidak dapat didasarkan atas skor pada masing-masing skala secara tersendiri.
Kegunaan MMPI2

Bagaimana penggunaan MMPI2 di dunia psikologi saat ini? Awal mula MMPI dibuat adalah sebagai alat untuk menyaring orang-orang yang terkena gangguan mental yang didasarkan pada gangguan medis secara umum.

Selama proses bertahun-tahun pengembangan melalui penelitian dengan data-data yang didapat dari orang-orang yang mengalami gangguan klinis ataupun normal. Sampai saat ini penggunaan MMPI sangat bervariasi dan berikut ini adalah sebagian kecil berdasarkan dari penelitian-penelitian yang ada:
• Alat untuk evaluasi gangguan jiwa sebagai klarifikasi status /bentuk gangguan jiwa.
• Uji simptom apakah perlu untuk dirawat inap.
• Alat assessment sebelum pasien diberikan treatmen tertentu
• Alat uji hasil dari suatu treatmen
• Sebagai alat penelitian epidemis berbasis kriteria kepribadian
• Alat uji kepribadian untuk posisi-posisi publik, seperti calon lurah, calon PNS, polisi dll.
• Alat uji psikologi untuk menentukan kriteria eksternal mengenai perbedaan kelompok sosial.
• Alat penelitian psikologi genetis.
• Studi longintudinal mengenai perkembangan kepribadian
• Alat uji kepribadian lintas budaya, perbedaan dan kesamaan dengan perbedaan budaya.
• Alat evaluasi pasangan yang konflik, atau bermasalah
• Alat uji hukum menentukan orang terkena gangguan jiwa atau tidak
Skor Tes
Ada 2 jenis skala skor MMPI/2, raw score dan t-score, dan 2 tipe skor ini dipakai baik sebagai skala validitas atau skala intepretasi.
Skala di MMPI2

Skala Validitas
Tidak dapat dikatakan :Variable response inconsistency scale (VRIN), True respon inconsistency scale (TRIN), Skala Lie (L),Skala Defensif (K), Skala Superlative-Self Perception (S)
Infrequency Scale (F), Psychiatric Infrequency Scale (Fp)

Skala Stadard
Hs- Hipokondria
D-Depresi
Hy-Histeria
Psychopatic Deviate (Pd)
Masculine-Feminine (Mf)
Paranoia (Pa)
Psychestenia (Pt)
Schizophrenia (Sc)
Mania (Ma)
Social Int-Extroversion (Si)

Skala Content
Anxiety
Fears
Obessessiveness
Depression
Health concern
Bizzare Mentation
Anger
Cynicism
Antisocial
Type A
Low Self-esteem
Social discomfort
Family problem
Work intellligence
Negative treatment

Laporan MMPI
Dalam suatu situasi, memungkinkan seseorang untuk memberikan pernyataan yang baik-baik saja, dan cenderung menolak pernyataan yang sebenarnya. Adanya dorongan seseorang untuk "terlihat baik", atau sebaliknya, MMPI sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi psikologis, akan berusaha terlihat "gila" sehingga lolos dari hukuman.
Respon yang "tidak biasa"
Bukan hanya tes MMPI, berbagai tes inventory mungkin akan memunculkan jawaban yang "aneh" yang bisa disebabkan banyak hal mungkin dari pemberi tes, atau testee-nya yang memang tidak serius merespon suatu pernyataan. Biasanya dengan kondisi testee yang tidak memiliki cukup dorongan untuk menyelesaikan tes, maka kewajiban tester-lah dalam memfasilitasi testee tersebut sehingga dapat menjawab dengan benar sesuai kondisi yang ada.
Selain itu beberapa catatan atau respon penting yang sebenarnya bukan suatu jawaban bisa menjadikan sesuatu yang perlu dianalisa lebih lanjut. Misalkan seorang pasien selain menjawab respon MMPI juga membuat corat-coret entah itu bermakna atau tidak, atau membuat suatu pusi atau catatan-catatan tertentu. Dalam hal ini kemungkinan besar respon-respon tersebut dapat digunakan sebagai data tambahan dalam menganalisa kondisi dari pasien.
Seluruh jawaban BENAR atau seluruh jawaban SALAH
Apabila jawaban keseluruhan benar atau keseluruhan salah, maka kemungkinan terjadi mis-persepsi oleh pasien dalam mengisi tes. Ada kalanya respon dijawab berulang-ulang dengan frekuensi yang sama, misalkan dari benar kemudian salah, benar dan salah lagi. respon jawaban seperti ini tidak bisa dianalisa dan dapat dikatakan tidak ada validitas dari jawaban MMPI oleh testee.
Respon item inkonsisten
Jalan terbaik untuk menilai ketidakkonsistenan respon adalah dengan memperbandingkan respon-respon yang dijawab secara tidak konsisten. MMPI2 menyediakan 2 jalan untuk melihat ketidakkonsistenan itu, yaitu:
Variable Response Inconsistenct Scale, atau VRIN adalah distribusi item secara random terdiri dari 67 pasang item dimana kombinasi jawaban bisa saja benar-salah, salah-benar, benar-benar atau salah-salah. Seperti contoh jawaban benar dengan pernyataan "saya bangun pagi merasa segar bugar" dan jawaban benar pada pernyataan "saya memiliki sulit tidur dan bermimpi buruk" maka dua respont tersebut tidak konsisten meski jawabannya sama-sama benar.
True Response Inconsistency Scale, atau TRIN digunakan untuk melihat kecenderungan ketidakkonsistenan dengan kombinaasi respon benar. Kombinasi terdiri dari 23 pasang pernyataan dimana secara semantik memiliki pernyataan yang bermakna sama. Misal jika pernyataan "hampir tiap waktu saya merasa sedih" dan pernyataan lain "setiap waktu saya merasa bahagia" apabila dua respon tersebut sama-sama benar atau sama-sama salah, maka terjadi ketidakkonsistenan jawaban.
Skor tinggi untuk TRIN harus dievaluasi dengan seksama dan harus dilihat ke-arah mana kecenderungan ketidakkonsistenannya itu. Jika dilihat ketidakkonsistenan pada skor benar umumnya skor standar >80 menunjukkan testee cenderung menjawab benar, demikian sebaliknya jika tidak konsistennya pada skor salah, maka testee cenderung akan menjawab salah.

Skor Defensif atau Skor Denial

Skala K
Skala ini digunakan untuk menyajikan informasi akurat mengenai skor defensif. Skala ini menggunakan 30 item dan diuji secara statistik parametrik mengenai kecenderungan respon defensif.

Superlatif-Self Presentation (skala S)
Skala S dikembangkan lebih baru pada tahu 95 oleh Butcher & Han. Skala ini untuk memperkuat respon defensif yang dilakukan testee/pasien dengan mengembangkan 50 item. Skala ini melihat atribut positif mengenai nilai moral, tanggung jawab dan ingkar terhadap adanya masalah. Dengan nilai S tinggi maka mendorong pasien memiliki masalah yang sedikit, yang mana dengan skor tinggi S ini juga berarti pasien mengasumsikan dirinya memilii kontrol diri yang tinggi. Pasien secara emosi mampu mengontrol bahwa dirinya bebas dari masalah klinis atau perilaku-perilaku menyimpang.
Dengan item yang homogen, seharusnya tester mampu mengintepretasikan skala S dengan baik dan memperhatikan kecenderungan defensif pasien atau mengingkari adanya gangguan moral. Berikut beberapa aspek yang tercermin dari skala S:
Percaya dengan kebaikan orang lain.
Ketangguhan diri
Optimisme diri
Ingkar terhadap kesabaran atau kemarahan
Ingkar terhadap nilai-nilai abnormal sosial.

Non-frekuentif respon (skala F)
Skala ini disusun digunakan untuk menyajikan respon jawaban yang tidak normal atau respon yang jarang dijawab. Semakin tinggi nilai F menunjukkan kemungkinan gejala patologis yang tinggi atau ketidakmampuan melakukan adaptasi perilaku normal.
Dalam perkembangannya muncul skala Fp yang lebih didasarkan pada data-data psikiatris dibandingkan data normatif. Skala ini akan lebih menunjukkan gejala-gejala psikiatris yang memungkinkan tampak terhadap tingginya skala Fp.
Mengapa menggunakan kategori F yang berbeda? Jawabannya adalah bahwa skala-skala tersebut menunjukkan perbedaan penggunaan. Skala F menunjukkan indikasi yang lebih baik mengenai gejala-gejala klinis secara umum seperti pada MMPI1, dan skala Fp lebih memotret keadaan pasien dengan gejala psikiatris atau gangguan mental yang lebih berat.
Untuk skala Stadard (Hs- Hipokondria,D-Depresi,Hy-Histeria,Psychopatic Deviate (Pd),Masculine-Feminine (Mf),Paranoia (Pa),Psychestenia (Pt),Schizophrenia (Sc),Mania (Ma),Social Int-Extroversion (Si))

Daftar pustaka :
http://bayex.wordpress.com/2009/01/22/tips-menghadapi-psikotest-disertai-contoh-soal/













2. TES 16 PF

16PF adalah tes kepribadian yang mengukur 16 skala kepribadian yang berbeda. Hal ini banyak digunakan dalam berbagai pengaturan seperti rencana perawatan psikologis, konseling pasangan ', bimbingan kejuruan dan oleh departemen sumber daya manusia untuk menentukan pengangkatan dan promosi individu. The 16 wilayah mengukur skala yang berbeda seperti kehangatan, penalaran, stabilitas emosional, kewaspadaan dan keterbukaan untuk berubah. Skala ini kemudian dikelompokkan menjadi faktor global seperti extraversion, kemandirian dan pengendalian diri. Anda dapat mengambil ujian untuk kesempatan kerja di tempat-tempat yang memerlukan tes untuk mempekerjakan tujuan .
16PF adalah tes kepribadian yang didesain untuk tidak mendeteksi patologi yang signifikan, bukan ciri-ciri kepribadian dan kecenderungan baik disesuaikan antara individu yang relatif. Oleh karena itu, tidak dianjurkan untuk kesejahteraan kronis atau pasien sakit jiwa kronis (hal. 12). 16PF ini merupakan cerminan dari identitas dan aspek diri yang tersembunyi dari kesadaran mungkin tersembunyi dari 16PF juga. Tes ini sangat kuat pada memprediksi dan umum perilaku sosial, tetapi tidak dimaksudkan untuk memprediksi perilaku termotivasi oleh atau bawah sadar agenda tersembunyi.
Ada 3 sumber utama pengaruh pada nilai sten 16PF; Pernyataan-Pernyataan yang dibuat oleh terperiksa untuk tester. Deklarasi ini cenderung akurat bila terperiksa telah cukup pengetahuan diri untuk menjawab item yang jujur dan akurat. Kedua adalah Karakterisasi, yang permukaan sifat dan konsep diri. Satu yang akurat sadar diri akan memberikan respon yang akurat sementara orang yang tidak menyadari kemungkinan akan memberikan respon yang tidak akurat. Sumber ketiga pengaruh adalah Pengukuran. Setiap kali upaya dilakukan untuk menangkap informasi tentang sesuatu dengan cepat dan efisien melalui pengujian, beberapa esensi hal yang hilang. tes yang baik mencerminkan pengaruh pengukuran kecil, dan tes buruk mengandung banyak pengaruh pengukuran. Pengaruh tersebut disebut kesalahan statistik.

Kepribadian adalah istilah yang menggambarkan karakteristik unik dari individu yang mendasari dan mempengaruhi perilaku mereka. Kepribadian masih relatif konsisten atau stabil sepanjang hidup seseorang dan, sebagai hasilnya, dapat diukur dengan andal untuk membantu membuat prediksi tentang individu.
Tes Kepribadian perekrut membantu membuat keputusan tentang kesesuaian individu untuk peran dan strategi yang mungkin untuk mengelola secara efektif. Yang penting, kepribadian pemahaman membantu meningkatkan on-the-job kinerja, produktivitas, kepuasan kerja dan kohesi tim.
The Kuesioner 16PF (16PF ®) adalah tes kepribadian secara luas diakui dan langkah-langkah kepribadian inti yang mempengaruhi perilaku. Tes ini didasarkan pada model kepribadian yang mencakup lima faktor-faktor berikut global:
Berkaitan dengan Lainnya Sejauh mana waktu individu dan energi difokuskan pada hubungan interpersonal, sebagai lawan untuk mencari lebih banyak waktu sendirian dan bekerja secara independen pada tugas.
Pengaruh dan Kolaborasi Sejauh mana individu memiliki pengaruh yang kuat, tegas dan independen pada lingkungan mereka, atau gaya, lebih kooperatif kolaboratif berfungsi.
Berpikir Gaya Kecenderungan untuk memiliki gaya, berpikir intuitif kreatif, atau cara, lebih objektif realistis berpikir.
Struktur dan Fleksibilitas Kecenderungan untuk disiplin diri dan pengendalian diri, atau mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel tak terkendali.
Manajemen Tekanan Menunjukkan gaya yang berbeda untuk mengatasi tekanan, kekecewaan, tantangan, kemunduran dan keadaan stres lainnya.
16PF ® adalah ukuran laporan diri kepribadian yang terdiri dari 170 pertanyaan pilihan ganda dan, meskipun dibatasi waktu, berlangsung sekitar 30 menit untuk menyelesaikan. Tidak ada 'benar' atau 'salah' jawaban dalam penilaian ini. Tanggapan dianalisis untuk memberikan indikasi mengenai seberapa kuat masing-masing faktor diwakili dalam individu.
Ringkasan Test
Uji 16 Personality Factor Questionnaire (16PF ®)
Tindakan Kepribadian
Memprediksi Kerja perilaku, komunikasi dan kinerja
Gunakan Sekunder penilaian. Direkomendasikan untuk menguji beberapa calon akhir. Semua Industries. Semua peran. Namun, karena sifatnya rinci, Onetest merekomendasikan bahwa Kuesioner 16PF digunakan oleh perekrut berpengalaman
Pertanyaan 170
Waktu 30 menit (dibatasi waktu)
Kelompok Normatif Umum Penduduk

Daftar Pustaka :
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.dandebat.dk/eng-person3.htm









3 . TES KUDER

The Kuder Sistem Perencanaan Karir memiliki 3 tes karir pekerjaan, perguruan tinggi dengan informasi utama, pekerjaan pencari karir, pekerjaan deskripsi karir, portofolio karir, dan melanjutkan tutorial.

The Kuder Sistem Perencanaan Karir dan Kuder Uji Survey membantu kita :
• Mengidentifikasi keterampilan, minat, kemampuan, dan nilai-nilai
• Cari cluster karir yang cocok dengan keterampilan Anda, minat, kemampuan, dan nilai-nilai
• Fokus pada -
o karir deskripsi Tertentu
o Job judul
o Pekerjaan umum kegiatan
o Rinci aktivitas pekerjaan
o khas pendudukan Khusus tugas
o Kondisi kerja
o Sifat pekerjaan
o Penting kepentingan
o Penting kemampuan
o Penting keterampilan
o Penting bekerja nilai
o Penting pengetahuan bidang
o Tren
o Pelatihan
o Informasi tambahan
o
• Dapatkan informasi mengenai -
o Mayor daerah instruksi
o Khusus program instruksional
o College dan hasil sekolah
o Umum kampus dan informasi siswa tubuh
o Jenis instruksi atau program yang ditawarkan
o Gelar atau sertifikat tipe ditawarkan atau diberikan
o Tingkat Kelulusan
o Aplikasi dan pendaftaran faktor dan biaya
o Biaya dan bantuan keuangan
The Kuder Sistem Perencanaan Karir memiliki 3 tes karir pekerjaan, perguruan tinggi dengan informasi utama, pekerjaan pencari karir, pekerjaan deskripsi karir, portofolio karir, dan melanjutkan tutorial.





The Kuder Sistem Perencanaan Karir -
• Dinilai secara otomatis
• Menghasilkan yang mudah-untuk-membaca laporan ini dalam waktu 20-30 detik setelah halaman terakhir disampaikan
• Tersedia dalam bahasa Inggris atau Spanyol
The Kuder Sistem Perencanaan Karir memiliki tiga tes karir. Setiap uji karir dapat diselesaikan dalam 20 menit atau kurang.
Individu dapat -
• Mulailah menguji
• Hentikan pengujian
• Menyimpan hasil
• Menyelesaikan test di lain waktu
Semua tes fitur online langsung scoring dan pelaporan.
Tiga tes karir Kuder adalah -
• Kuder Karir Cari dengan Orang Match atau Kuder Test Survey
• Kuder Uji Keterampilan
• Kerja Super Nilai Inventory-Revisi




Kuder Karir Pengujian
Ada deskripsi tes-tes karir pekerjaan Kuder -
• Kuder Karir Cari dengan Person Match adalah Kuder Umum Survei bunga terdiri dari 60 pertanyaan.
• Kuder Skills Test adalah perkiraan-diri itu kemampuan seseorang untuk melakukan tugas-tugas yang terkait dengan pekerjaan terdiri. Kuder Keterampilan Uji 90 pertanyaan pilihan ganda.
• Super Nilai Kerja Inventory-revisi yang bekerja mengidentifikasi karakteristik yang paling penting bagi pengambil tes. persediaan ini terdiri dari 72 soal pilihan ganda.











Hasil dari Kuder Karir Job Pengujian
Dari layar Hasil Tes, Anda klik pada kata Lihat selanjutnya untuk menguji untuk melihat laporan pengujian.




• Kuder Karir Cari dengan Person Match -
o The Kuder Umum Survei Bunga laporan akan menampilkan informasi tentang cluster karir. Ada tiga daftar Karir Cluster - Kuder Karir Cluster, Federal 16 Karir Cluster, atau cluster negara-spesifik / sistem jalur. Peringkat dari Cluster Karir cocok dengan minat Anda. Ada deskripsi dari cluster.
o Laporan ini juga mencakup fitur unik Match Orang yang membandingkan hasil tes untuk sebuah database profil karir.
• Keterampilan Kuder Test -
o Hasil disajikan dalam urutan peringkat preferensi karir cluster. Hasil Uji Keterampilan Kuder pertandingan minat, keterampilan, dan cluster karir.
• Super Nilai Kerja Inventory-revisi -
o Laporan untuk bekerja menampilkan nilai tes 12 karakteristik pekerjaan yang berhubungan dengan urutan peringkat preferensi. Persediaan menilai 12 nilai kerja. The 12 nilai kerja disajikan dalam urutan peringkat. Ada definisi masing-masing nilai kerja.
Semua laporan ini memberikan saran untuk eksplorasi karir lanjutan. Link dari tes digunakan untuk mengeksplorasi daftar kerja menurut tingkat pendidikan di masing-masing cluster. Setiap pekerjaan crosswalked dengan dan terhubung langsung ke informasi tambahan dari Occupational Outlook Handbook, O * Bersih dan terkait militer pekerjaan untuk memungkinkan eksplorasi lebih lanjut.



Menggabungkan Hasil dari Kuder Tes Karir
• Uji Kuder Survei Minat dan Keterampilan Composite Laporan - Setelah individu menyelesaikan baik bunga dan tes keterampilan, sebuah laporan gabungan membandingkan nilai kepentingan dan tes keterampilan. Ada saran untuk pendidikan lanjutan dan eksplorasi karir dan perencanaan. Untuk melihat laporan komposit, klik pada kata-kata Kuder Survei Test Minat dan Keterampilan Gabungan Laporan Hasil Tes di bawah meja Kuder.
• Satu-Halaman Ringkasan Laporan-Laporan ini berisi garis besar hasil yang paling terakhir untuk tes yang telah selesai. Akses laporan ini dengan mengklik pada judul di bawah tabel Kuder Hasil Test.



Kuder Portfolio Karir Online
The Kuder Karir Online Portofolio menyediakan gateway untuk perencanaan karir seumur hidup yang memungkinkan individu untuk menyimpan dan akademik informasi pribadi, pencarian dan menyimpan dan kerja data pendidikan; membangun resume, dan akses kemajuan tes dan hasil 24 jam sehari.
Fitur Sistem meliputi:
• Pendidikan Perencana - untuk perencanaan kursus dan pelacakan kemajuan pendidikan
• Perencanaan Timeline - untuk membimbing pendidikan dan perencanaan karir dengan urutan peristiwa yang disarankan
• Catatan Taker - untuk mendokumentasikan proses pengembangan karir
• Pekerjaan Cari dan Karir Perbandingan - untuk eksplorasi karir oleh cluster, judul, atau Belanda Kode
• College Program Mayor dan Instruksional Pencarian - untuk belajar lebih lanjut tentang besar serta pilihan postsecondary dalam keadaan Anda.
• College Cari dan Perbandingan - untuk meneliti sekitar 7.000 perguruan tinggi postsecondary, universitas, pusat pelatihan pendidikan, dan lembaga lainnya.
• Informasi dan Bantuan Keuangan Beasiswa Search - untuk memahami kuliah pilihan pembiayaan.
• Resume Builder - untuk membuat dan mengelola beberapa resume.

Daftar Pustaka :
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://hollandcodes.blogspot.com/2009/06/kuder-test-survey-on-sale.html


4 . TES EPPS
EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) pengujian bisa akrab dengan pembaca yang belajar psikologi, saya percaya bahwa karena Anda mungkin pernah mengikuti tes psikologi instrumen. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan Epps (Edwards Personal Preference Schedule) test? Sebelum kami tahu detail, lebih baik untuk mengetahui sejarah dan termasuk dalam apa alat tes ini.
"Edwards Personal Preference Schedule", jika kita melihat hal itu sangat kita dapat belajar sedikit sejarah dan fungsi dasar dari tes ini. Tentunya para pembaca sudah tahu pembuat tes ini digunakan Edwards sebagai tes kepribadian. Apakah itu sangat sederhana, bukan? Tetapi tidak sesederhana yang terlihat. Dalam peralatan tes psikologi ada berbagai aspek yang perlu untuk mengungkapkan, antara lain;
- Kemampuan untuk unggul
- Kemampuan untuk beradaptasi
- Kemampuan untuk melakukan tugas
- Kebutuhan untuk menunjukkan diri mereka sendiri
- Kebutuhan untuk independen
- Kebutuhan untuk empati
- Kebutuhan untuk saling memperhatikan
- Kebutuhan untuk hubungan sosial
- Keinginan untuk memimpin
- Keinginan untuk kompromi
- Kebutuhan untuk memberikan perhatian
- Kebutuhan stimulasi dari luar
- Kemampuan untuk menghadapi kendala
- Kebutuhan untuk memberikan perhatian lawan jenis
- Kebutuhan untuk konflik dengan orang lain
Ada banyak aspek yang terungkap dalam Epps, tetapi pada dasarnya tes ini akan dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu sikap kerja, sosial, dan aspek emosional.
uji ini diklasifikasikan Kepribadian uji Inventarisasi, di mana kita disuguhi baris tentang dalam buku tes EPPS dan diminta untuk memilih pernyataan yang disukai. Saya tidak akan membahas terlalu banyak konten dari tes ini karena keterbatasan dari kode etik Psychology.But pembaca Psikologi Lokasi Penelitian tidak boleh kecewa, kali ini dalam artikel ringan, saya akan berbagi bagaimana mempresentasikan uji dan tips untuk melakukan Epps uji.
Cara Uji Peralatan Presents Epps, gunakan langkah-langkah berikut:
1. Berikan lembar jawaban Anda pada subjek, kemudian meminta subjek untuk mengisi identitas (nama, umur, jenis kelamin, dan tanggal tes)
2. Membagikan buku pada subyek
3. Pemeriksa memberikan petunjuk untuk subyek bagaimana melakukan tes
4. Penguji bertanya lagi apakah ada pertanyaan sebelum mengerjakan tes subjek atau tidak
5. Sebelum akhir tes pemeriksa meminta subjek untuk memeriksa kembali apakah ada suatu hal yang telah lewat atau tidak.
6. Pastikan pemeriksa menyajikan ujian sesuai dengan waktu yang ditentukan, ke Indonesia sekitar 60 menit.

Tes ini terdiri atas pilihan-pilhan jawaban yang paling mencerminkan diri kita.Tes ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar motivasi, kebutuhan dan motif seseorang.
Tipsnya:
• Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur sesuai dengan kondisi anda, setidaknya yang paling mendekati, karena pertanyaan akan berulang di nomor-nomor berikutnya, sehingga apabila jawaban anda tidak sinkron, hal ini akan merugikan Anda. Kejujuran anda terkait dengan cerminan kesesuaian diri anda terhadap lowongan pekerjaan yang anda lamar.
• Secara keseluruhan, tes EPPS ini memang paling sulit untuk di-adjustment (diakali), namun setidaknya ada beberapa pertanyaan yang bisa di-adjustment untuk disesuaikan dengan lowongan pekerjaan yang anda pilihan. Misalnya ketika anda melamar menjadi pegawai Bank, pilihlah jawaban-jawaban yang mencerminkan kejujuran, keteraturan, kedisiplinan dan mampu bekerja dalam teamwork.
• Karena sulitnya proses adjusment tehadap tes ini, jalan paling praktis yang dapat ditempuh adalah memperbaiki diri (self improvement) anda dalam segala hal, setup diri anda menjadi seakan-akan seseorang profesional dalam setiap tingkah laku keseharian anda seperti: jujur, tepat janji, tanggung jawab dan disiplin. Karena cerminan pola pikir dan tingkah laku positif diri anda, akan tertuang tanpa anda sadari dalam hasil tes.

Contoh Soalnya:
- A. Saya suka memuji orang yang saya kagumi
- B. Saya ingin merasa bebas untuk melakukan apa saja yang saya kehendaki
- A. Saya merasa bahwa dalam banyak hal saya kalah dibandingkan orang lain
- B. Saya suka mengelakkan tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban

Daftar Pustaka :
http://bayex.wordpress.com/2009/01/22/tips-menghadapi-psikotest-disertai-contoh-soal/




5. TES RMIB

Menurut sejarahnya, tes tersebut disusun oleh Rothwell pertama kali pada tahun 1947. saat itu tes hanya memiliki 9 jenis kategori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada. kemudian pada tahun 1958, tes diperluas dari 9 kategori menjadi 12 kategori oleh Kenneth Miller. dan sejak itu, maka tes interest tersebut sebagai Test Interest.
ROTHWELL MILLER.
Hal –hal yang merupakan kekhususan dari tes ini adalah:
a. Dapat dimasukkan kedalam susunan batarry tes
b. Lebih mudah dikerjakan oleh subjek
c. tugas pengisian dari tes ini akan menimbulkan interest subjek dan kerjasama yang aktif sifatnya.
d. Skor dapat disusun dengan lebih cepat
e. Lebih cocok apabila diberikan kepada orang dewasa
f. Hasil keseluruhan dari tes akan memperlihatkan pola interest dari subjek
Tes ini disusun dengan tujuan untuk mengukur interest seseorang berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan. hal yang didasarkan atas ide-ide stereotype terhadap pekerjaan yang bersangkutan. Pemikiran yang mendasari pembentukan tes ini adalah bahwa setiap orang memiliki konsep-konsep stereotype terhadap jenis-jenis pekerjaan yang tersedia atau yang disediakan oleh masyarakat, dan yang kemudian memilih pekerjaan yang sesuai dengan ide-ide tersebut, meskipun terdapat juga stereotype yang tidak berdasarkan ide tertentu atau tidak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaan yang dimaksud. stereotype seperti ini lebih banyak mendasarkan konsepnya pada hal-hal yang menarik daripada hal-hal yang merupakan kekhususan dari pekerjaan tersebut. dan keadaan semacam ini sangat memungkinkan terjadinya atau timbulnya stereotype yang benar atau salah sama sekali.
Misalnya saja stereotype dari pegawai bank adalah oraqng yang selalu berhubungan dengan pembayaran atau uang adalah benar . tetapi pendapat umum yang mengatakan bahwa pekerjaan seorang pramugari adalah pekerjaan yang penuh dengan hal-hal yang menyenangkan, seperti jalan-jalan keluar negeri, gaji besar dan sebagainya adalah tidak sesuai dengan kenyataan, seperti tugas melayani penumpang yang justru merupakan tugas pokok dari seorang pramugari.
Tapi tujuan terpenting dari tes ini bukanlah hanya sekedar untuk mengetahui kebenaran dari stereotype tersebut, tetapi untuk mengetahui bahwa konsep tersebut benar-benar ada dan dapat merupakan pengaruh yang kuat terhadapa konsep-konsep seseorang mengenal suatu pekerjaan karena biasanya apabila seseorang menyatakan suka atau tidak suka terhadapa suatu pekerjaan tertentu, maka mereka juga memperlihatkan sikap yang sama terhadapnya idenya, meskipun secara kenyataan banyak pekerjaan yang berbeda dengan konsepnya.
Selanjutnya akan diuraikan tentang :
A. Materi tes
B. Administrasi
C. Cara scoring dan
D. Interpretasi
a) MATERIAL TES RMIB
Tes interest Rothwell-miller merupakan suatu formulir yang berisikan suatu daftar pekerjaan yang disusun menjadi 9 kelompok dengan kode huruf dari A sampai I dan dibedakan antara pria dan wanita. Masing-masing kelompok pekerjaan tertentu dengan alas an bahwa banyak pekerjaan yang dapat digolongkan menjadi satu jenis kategori.

Adapun ke 12 kategori tersebut adalah :
1. Outdoor
Pekerjaan yang aktifitasnya dilakukan diluar atau di lapanagn terbuka.
Untuk laki-laki: petani, juru ukur, nelayan, supir.
Untuk wanita: ahli pertamanan, peternak, petani bunga dan tukang kebun
2. Mechanical
Pekerjaan yang berhubungan dengan mesin, alat-alat dan daya mekanik.
Untuk laki-laki: insinyur sipil, montir, pembuat arloji, tukang las.
Untuk wanita: ahli kacamata, petugas mesin sulam, ahli reparasi permata, ahli reparasi jam.
3. Computational
Pekerjaan yang berhubungan dengan angka-angka.
Untuk laki-laki: akuntan, auditor, kasir, petugas pajak.
Untuk wanita: pegawai urusan gaji, juru bayar, pegawai pajak, guru ilmu pasti.
4. Scientific
Pekerjaan yang dapat disebut sebagai keaktifan dalam hal analisa dan penyelidikan, eksperimen, kimia dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Untuk laki-laki: ilmuwan, ahli biologi, ahli astronomi dan insinyur kimia industri
5. Personal Contact
Pekerjaan yang berhubungan dengan manusia, diskusi, membujuk, bergaul dengan orang lain. Pada dasarnya adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan orang lain.
Untuk laki-laki: penyiar radio, petugas wawancara, sales asuransi, pedagang keliling.
Untuk wanita: sales girl, pegawai rumah mode, penyiar radio, petugas humas.
6. Aesthetic
Pekerjaan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat seni dan menciptakan sesuatu.
Untuk laki-laki: seniman, artis, arsitek, decorator, fotografer dan piñata panggung
Untuk wanita: seniwati, guru kesenian, artis, piñata panggung
7. Literary
Pekerjaan yang berhubungan dengan buku-buku, kegiatan membaca dan mengarang.
Untuk laki-laki: wartawan, pengarang, penulis scenario, ahli perpustakaan, penulis majalah.
Untuk wanita: wartawan, kritikus buku, penyair, penulis sandiwara radio.
8. Musical
Minat memainkan alat-alat music atau untuk mendengarkan orang lain, bernyanyi atau membaca sesuatu yang berhubungan music
Untuk laki-laki: pianis konser, komponis, pemain organ, ahli pustaka dan pramuniaga took music.
Untuk wanita: pemain organ, guru music, komponis, pianis konser, pramuniaga took music
9. Social service
Minat terhadap kesejahteraan penduduk dengan keinginan untuk menolong dan membimbing atau menasehati tentang problem dan kesulitan mereka. Keinginan untuk mengerti orang lain, dan mempunyai ide yang besar atau kuat tentang pelayanan.
Untuk laki-laki: guru SD, psikolog pendidikan, kepala sekolah, penyebar agama, petugas palang merah.
Untuk wanita: guru SD, psikolog pendidikan, petugas kesejahteraan social, ahli penyuluh jabatan, petughas palang merah.
10. Clerical
Minat terhadap tugas-tugas rutin yang menuntut ketepatan dan ketelitian.
Untuk laki-laki: manajer bank, petugas arsip, petugas pengiriman barang, pegawai kantor, petugas pos, petugas ekspedisi(surat).
Untuk wanita: sekertaris pribadi, juru ketik, penulis steno, pegawai kantor, penyusun arsip,.
11. Practical
Minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang praktis, karya pertukangan, dan yang memerlukan keterampilan.
Untuk laki-laki: tukang kayu, ahli bangunan, ahli mebel, tukang cat, tukan batu, tukang sepatu.
Untuk wanita: ahli piñata rambut, tukang bungkus coklat, tukang binatu, penjahit, petugas mesin sulam, juru masak.
12. Medical
Minat terhadap pengobatan, mengurangi akibat dari penyakit, penyembuhan, dan di dalam bidang medis, serta terhadap hal-hal biologis pada umumnya.
Untuk laki-laki: dokter, ahli bedah, dokter hewan, ahli farmasi, dokter gigi, ahli kacamata, ahli rontgen.
Untuk wanita: dokter, ahli bedah, dokter hewan, pelatih rehabilitasi pasien, perawat orang tua.

b) ADMINISTRASI RMIB
Tes interest Rothwell-Miller (RMIB) dapat diberikan kepada seseorang secara perseorangan ataupun masal. kepada mereka diinstruksikan untuk membuat rengking dari daftar pekerjaan yang tersedia dalam formulir tes. Rengking di mulai dengan no 1 untuk pekerjaan yang paling disukai dalam satu kelompok dan berakhir dengan no 12 untuk pekerjaan yang paling tidak disukai, sesuai dengan jumlah pekerjaan yang terdapat satu kelompok.
Instruksi biasanya sudah terdapat dalam formulir sehingga bagi mereka responden yang sudah dewasa dapa di instruksikan untuk membaca sendiri kecuali untuk orang dewasa yang mempunya intelejensi rendah.
Bagi yang terakhir ini di adakan pengevualian, disebabkan karna mereka di anggap atau di ragukan kemampuannya untuk memahami maksud instruksi yang terrtulis, sehingga perlu di berikan beberapa contoh untuk dapat mengerjakannya dengan tepat. Bahkan ini pun masi harus di lengkapi dengan memeriksanya setiap saat untuk mencegah kemungkinan berbuat kesalahan.
Instruksi secara mendetai adalah sebagai berikut :
I. Pertama-tama katakan kepada mereka : “Bila saudara sudah menerima formulir, tulislah lama, dan keteramngan-keterangan lain mengenai diri sudara di kolom yang sudah disediakan di sebelah atas dalam formulir”.
II. Sesudah beberapa saat, di lanjutkan : “Kemudian bacalah instruksi yang terdapat dalam formulir tersebut” BUnyi instruksi secara tepatnya adalah sebagai berikut” di bawah ini akan sodara temui daftar dari bermacam-macam pekerjaan yang tersusun dalam nenerapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 12 macam pekerjaan. Setiap pekerjaan merukan keahlian khusus yang membutuhkan latihan atau pendidikan keahlian tersendiri. Mungkin hanya beberapa di antaranya yang sodara sukai. akan tetapi disini sodara diminta untuk memilih pekerjaan mana yang ingin sodara lakukan atau paling sodara sukai, terlepas dari besar kecilnya upah atau gaji yang akan sodara terima atau apakah sodara akan berhasil dalam mengerjakannya. Tugas sodara adalah mencamtumkan no atau angka di belang setiap pekerjaan perkelompok, mulai dengan n0 1 untuk pekerjaan yang anda sukai dan seterusnya sampai no 12 untuk pekejaan yang paling tidak disukai.
Bekerjalah dengan secepatnya dan tuliskan nomor-nomor sesuai dengan keinginan sodara yang pertama. Jangan ada yang terlewatkan.
III. Di beri waktu lagi untuk beberapa saat, dan….. ;“Ada pertanyaan?”
Untuk responden dengan intelejensi yag rendah dapat diberikan beberapa ilustrasi sebagai berikut :
“ Seandainya saudara mempunyai suatu daftar beberapa buah-buahan misalkan jeruk, nanas, dan rambutan. dan kemudian saya tanyakan kepada soudara buah mana yang paling anda sukai. apabial sodara paling suka buah mangga maka sodara tulis no atau angka 1 di belakang mangga, dan kemudian lebih suka nanas dari pada 2 yang lainnya, maka angka sodara tulis angka 2 di belakang nanas. demikian seterusnya sehingga di belakang setiap nama buah terdapat angka yang menunjukan urutan dari buah-buah kesukaan sodar. Sekarang sodara sudah harus mengerjakan seperti tadi akan tetapi daftar yang terdapat di dalam formulir ini adalah daftar pekerjaan bukan daftar buah-buahha. Disini juga sodara harus memilih pekerjaan mana yang paling anda sukai beri angka 1 di belakangannya, nomor 2 untuk pekerjaan yang anda sukai dan demikian seterusnya. sehingga semua mempunyai angaka di belakangnya yaitu no 1 sampai dengan no 12.
IV. Apabila tidak terdapat pertanyyan maka instruksi data di teruskan:
“sekarang kerjakan, dan lengkapilah formulir itu sesuai dengan instruksi tadi. mengenai beberpa pekerjaanyang belum atau kurang saudara kenal dapat and abaca keterangannya dibagian akhir formulir ini.
Apabila saudara membuat kesalahan coretlah no yang salah tersebut dan tulislah angka ynag benar di samping angka yang salah. Sodara selesai mengerjakannya dapat mengembalikan formolir tersebut.
Kemudian sesudah responden selesai mengisi atau membuat rengking kepada mereka di instruksikan untuk menulis 3 jenis pekerjaan yang di sukainya, tidak tergantung pada jenis pekerjaan yang terdapat di dalam daftar. boleh menulis pekerjaan yang terdapat dalam daftar boleh juga tidak.
Waktu pengambilan tes tidak terbatas akan tetapi biasanya seorang dewasa dapat mengerjakannya 20 menit.
c) CARA SKORING RMIB
Sesudah rengking di buat oleh responden, maka hasil rengking tersebut kemudian di pindahkan ke dalam suatu kerangka yang terdapat di bagian terakhir dari formulir tes ini .
d) CARA PENGISIAN RMIB
Rengking dari kelompok A di masukkan kedalam kerangka sesuai dengan aslinya. Rengking kelompok B di mulai dari kolom Me Kelompok C di mulai dari kolom Comp, dan seterusnya sehingga dalam kelompok akhir akan terdapat bahwa jenis pekerjaan yang letaknya terbawa dalam susunan daftar pekerjaan akan menjadi paling atas dalam kelompok tabulasi.

Daftar Pustaka :
http://www.psikologimania.co.cc/2010/05/tes-rmib-rothwell-miller-interest-blank.html

Rabu, 23 Maret 2011

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)


Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Stres pasca traumatik (Post Traumatic Stress Disorder/ PTSD) adalah akibat respon terhadap suatu trauma yang ekstrem – sebuah kejadian yang mengerikan yang seseorang alami, saksikan, atau dipelajari, terutama yang mengancam hidup atau yang menyebabkan penderitaan fisik. Pengalaman tersebut menyebabkan seseorang merasakan takut yang sangat kuat, atau perasaan tidak berdaya.
sejenis gangguan kecemasan umum yang berkembang setelah mengalami kejadian yang menakutkan atau serangan fisik maupun perasaan terancam. Dimana, gejalanya dapat berupa pengalaman kembali kejadian traumatis, lebih sensitive, dan penumpulan emosi.

Gejala PTSD
Gejala-gejala Stres pasca trauma adalah sebagai berikut:
1.      Terdapat stressor yang berat dan jelas (kekerasan, perkosaan, bencana, perang,dll), yang akan menimbulkan gejala penderitaan yang berarti bagi hampir setiap orang.
2.      Penghayatan yang berulang dari trauma itu yang dibuktikan oleh terdapatnya paling sedikit satu dari hal berikut:
  • Ingatan berulang dan menonjol tentang peristiwa itu
  • Mimpi-mimpi yang berulang dari peristiwa itu
  • Timbulnya secara tiba-tiba perilaku atau perasaan, seolah-olah peristiwa traumatic itu sedang timbul kembali, karena berkaitan dengan suatu gagasan atau stimulus/rangsangan.
3.      Pengumpulan respon terhadap, atau berkurangnya hubungan dengan dunia luar, yang mulai beberapa waktu sesudah trauma, dan dinyatakan paling sedikit satu dari hal berikut:
  • Berkurangnya secara jelas minat terhadap satu atau lebih aktivitas yang cukup berarti
  • Persaan terlepas atau terasing dari orang lain
  • Afek  (alam persaan) yang menyempit atau afek depresif (murumg,sedih, putus asa)
4.      Paling sedikit ada dua dari gejala-gejala berikut ini yang tidak ada sebelum trauma terjadi, yaitu:
  • Kewaspadaan atau reaksi terkejut berlebihan
  • Gangguan tidur (disertai mimpi-mimpi yang mengelisahkan)
  • Persaan bersalah karena lolos dari bahaya maut, sedangkan orang laintidak, atau merasa bersalah tentang perbuatan yang dilakukannya agar tetap hidup
  • Kesukaran konsentrasi
  • Penghindaraan diri dari aktivitas yang membangkitkan ingatan tentang peristiwa traumatic itu.
Dampak
Manusia tersebut berada dalam ketakutan yang hebat dan dahsyat dan selalu di cemaskan atau ditakutkan atau lebih sering dikenal seseorang tersebut bisa trauma karna kejadian tersebut , ia juga mungkin bingung dan bisa-bisa terkena PTSD atau sering biasanya disebut dengan sindrom kecemasan, labilitas otonomik, ketidakrentanan emosional, dan kilas balik dari pengalaman yang amat pedih itu setelah stress fisik maupun emosi yang melampaui batas ketahanan orang biasa . Sementara trauma psikis dalam psikologi diartikan sebagai kecemasan hebat dan mendadak akibat peristiwa dilingkungan seseorang yang melampaui batas kemampuannya untuk bertahan, mengatasi atau menghindar .
Biasanya Pengobatan bisa termasuk psikoterapi (mendukung dan melakukan terapi) dan pemberian obat antidepresan. Pengobatan memerlukan psikoterapi (termasuk terapi kontak) dan terapi obat. Karena sering kegelisahan hebat yang dihubungkan dengan kenangan yang menggoncangkan jiwa, psikoterapi mendukung memainkan tugas yang teramat penting pada pengobatan. Ada dua macam terapi pengobatan yang dapat dilakukan penderita PTSD, yaitu dengan menggunakan farmakoterapi dan psikoterapi. Pengobatan farmakoterapi dapat berupa terapi obat hanya dalam hal kelanjutan pengobatan pasien yang sudah dikenal. Dalam cognitive therapy, terapis membantu untuk merubah kepercayaan yang tidak rasional yang mengganggu emosi dan mengganggu kegiatan -kegiatan kita.
PENGOBATAN

Pengobatan bisa termasuk psikoterapi (mendukung dan melakukan terapi) dan pemberian obat antidepresan. Pengobatan memerlukan psikoterapi (termasuk terapi kontak) dan terapi obat. Karena sering kegelisahan hebat yang dihubungkan dengan kenangan yang menggoncangkan jiwa, psikoterapi mendukung memainkan tugas yang teramat penting pada pengobatan. Ahli terapi secara terbuka berempati dan bersimpati dalam mengenal rasa sakit psikologis. Ahli terapi menenteramkan orang bahwa respon mereka nyata tetapi menganjurkan mereka menghadapi kenangan mereka (sebagai bentuk terapi kontak). Mereka juga diajar cara untuk kegelisahan kontrol, yang menolong memodulasi dan mengintegrasikan kenangan menyiksa ke dalam kepribadian mereka.
Psikoterapi insight-oriented bisa membantu orang yang merasa merasa bersalah memahami mengapa mereka menghukum diri mereka sendiri dan membantu menghilangkan perasaan bersalah.
 
Tsunami Di Jepang

Jepang tertimpa musibah , jepang menangis , namun jepang tetap memiliki ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi tekanan tiga bencana besar sekaligus gempa bumi, tsunami, dan radiasi nuklir. Setiap kejadian ini tidak pernah luput dari media televisi, media cetak, radio dan situs-situs berita onlinen diseluruh dunia hingga detik demi detik tiap moment dramatisir tersebut direkam televisi jepang.

Peristiwa ini mengakibatkan lebih dari 10000 orang tewas dan 10000 orang hilang keseluruh dunia. Meski sangat panik jepang cepat bangkit, meskipun sedang berduka warga jepang tetap tenang dalam menghadapi persoalan bencana. Rakyat jepang bersikap sabar karena telah kehilangan orang-orang yang terkasihi. Jepang negara sakura yang terkenal sebagai sebutan bunga matahari , jepang merupakan negara yang paling siap, kuat, tabah, hebat dan beretika didunia dalam menghadapi bencana.

Setiap bantuan datang silih berganti dari tiap-tiap negara , semua orang ingin membantu rakyat jepang , jepang sangat berterimaksih sekali atas bantuannya, namun pemerintahan jepang tidak ingin menerima sembarang bantuan dan tidak ingin terus-menerus menerima bantuan karena jepang yakin rakyat nya akan kuat dan bertahan karena rakyat jepang terdidik menjadi rakyat yang kuat.

Kebersamaan yang membuat rakyat jepang selalu kuat rasa kekeluargaan mereka yang sangat erat meskipun sedang tertimpa musibah diantara mereka.  Tidak ada satupun rakyat jepang yang ego hanya untuk memikirkan dirinya sendiri, Meraka saling membantu dan menolong sesama korban tsunami. Negara dengan sebutan bunga matahari ini yakin bahwa negara jepang bisa bangkit dan menata kembali negaranya setrelah terkena Tsunami ini.


DAFTAR PUSTAKA

Yurika Fauzia Wardhani & Weny Lestari, “Gangguan Stres Pasca Trauma pada Korban BENCANA ALAM DAN SEKITARNYA”.
W. Roan, “Melupakan Kenangan Menghapus Trauma” dalam Intisari, Desember 2003

Senin, 14 Maret 2011

Stress dan Penyesuaian Diri

Definisi Stres
Menurut Hobfoll (dalam Santrock, 2003 : 557) pada awalnya, stres diambil begitu saja dari ilmu fisika. Pada saat itu manusia diperkirakan kurang lebih serupa dalam satu dan lain hal dengan obyek fisika, misalnya logam, yang mampu menahan kekuatan dari luar namun pada satu titik akan kehilangan kekuatannya bila dihadapkan pada satu tekanan yang besar.
Stres (stress) adalah respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres (stresor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya (coping). Sedangkan menurut Hans Selye (dalam Santrock, 2003 : 557) stres sebenarnya adalah kerusakan yang dialami tubuh akibat berbagai tuntutan yang ditempatkan padanya.
Respon Tubuh terhadap Stres
Sindrom Adaptasi Umum (General Adaption Syndromel /GAS) adalah konsep yang dikemukakan oleh Selye yang menggambarkan efek umum pada tubuh ketika ada tuntutan yang ditempatkan pada tubuh tersebut. GAS terdiri dari tiga tahap, yaitu (Selye dalam Santrock, 2003 : 560) :
1. Peningkatan alarm, individu memasuki kondisi shock yang bersifat sementara, suatu masa dimana pertahanan terhadap stres ada di bawah normal. Individu mengenali keberadaan stres dan mencoba menghilangkannya. Otot menjadi lemah, suhu tubuh menurun, dan tekanan darah juga turun. Kemudian terjadi yang disebut dengan countershock, dimana pertahanan terhadap stres mulai muncul ; korteks adrenal mulai membesar, dan pengeluaran hormon meningkat. Tahap alarm berlangsung singkat.
2. Perlawanan (resistance), dimana pertahanan terhadap stres menjadi semakin intensif, dan semua upaya dilakukan untuk melawan stres. Pada tahap pertahanan, tubuh individu dipenuhi oleh hormon stres ; tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernafasan semua meningkat. Bila semua upaya yang dilakukan untuk melawan stres ternyata gagal dan stres tetap ada, maka akan masuk ke tahap selanjutnya.
3. Kelelahan (exhausted), dimana kerusakan pada tubuh semakin meningkat, orang yang bersangkutan mungkin akan jatuh pingsan di tahap kelelahan ini, dan kerentanan terhadap penyakitpun meningkat.
Menurut Selye tidak semua stres itu buruk, yang kemudian dia sebut dengan Lustress yaitu konsep Selye yang menggambarkan sisi positif dari stres. Berkompetisi di suatu kejuaraan, menulis karangan, atau mengejar seseorang yang menarik membuat tubuh menghabiskan energi.
Salah satu kritik utama terhadap pandangan Selye adalah manusia tidak selalu bereaksi terhadap stres dengan cara yang sama seperti yang ia kemukakan. Masih banyak lagi yang harus dipahami mengenai stres pada manusia daripada sekedar mengetahui reaksi fisik manusia terhadap stres. Perlu juga mengetahui kepribadian mereka, susunan fisik, persepsi, dan konteks dimana stresor atau penyebab stres muncul (Hobfoll (1989) dalam Santrock, 2003 : 560)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi/Menyebabkan Stres
1. Faktor-Faktor Lingkungan
a. Beban yang terlalu berat, konflik dan frustasi
Istilah yang sering digunakan untuk beban yang terlalu berat di masa kini adalah burnout, perasaan tidak berdaya, tidak memiliki harapan, yang disebabkan oleh stres akibat pekerjaan yang sangat berat. Burnout membuat penderitanya merasa sangat kelelahan secara fisik dan emosional (Pines & Aronson (1988) dalam Santrock, 2003 : 560)
Berbagai stimulus bukan hanya dapat menjadi beban yang terlalu berat, namun juga bisa menjadi sumber konflik. Konflik terjadi ketika seseorang harus mengambil keputusan dari dua atau lebih stimulus yang tidak cocok. Tiga tipe konflik utama adalah :
1) Mendekat/mendekat (approach/approach conflict), terjadi bila individu harus memilih antara dua stimulus atau keadaan yang sama menarik. Konflik mendekat / mendekat adalah konflik yang tingkat stresnya paling rendah dibandingkan dua tipe konflik lainnya karena dua pilihannya memberikan hasil yang positif.
2) Menghindar/menghindar (avoidance/avoidance conflict), terjadi ketika individu harus memilih antara dua stimulus yang sama-sama tidak menarik, yang sebenarnya ingin dihindari keduanya, namun mereka harus memilih salah satunya. Pada banyak kasus, individu memilih untuk menunda mengambil keputusan dalam konflik menghindar/menghindar samap saat-saat terakhir.
3) Mendekat/menghindar (approach/avoidance conflict), terjadi bila hanya ada satu stimulus atau keadaan namun memiliki karakteristik yang positif dan juga negatif. Bila dihadapkan dalam konflik seperti ini (timbul dilema), biasanya individu merasa bimbang sebelum mengambil keputusan. Ketika waktunya untuk mengambil keputusan semakin dekat, kecenderungan untuk menghindar biasanya semakin mendominasi (Miller (1959) dalam Santrock, 2003 : 561).
Frustasi adalah situasi apapun dimana individu tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kegagalan dan kehilangan adalah dua hal yang terutama membuat frustasi.
b. Kejadian besar dalam hidup dan gangguan sehari-hari
2. Faktor-Faktor Kepribadian – Pola Tingkah Laku Tipe A (type A Behavior Pattern)
Adalah sekelompok karakteristik – rasa kompetitif yang berlebihan, kemauan keras, tidak sabar, mudah marah , dan sikap bermusuhan – yang dianggap berhubungan dengan masalah jantung. Penelitian mengenai pola tingkah laku tipe A pada anak-anak dan remaja menemukan bahwa anak-anak dan remaja dengan pola tingkah laku tipe A cenderung menderita lebih banyak penyakit, gejala gangguan jantung, ketegangan otot, dan gangguan tidur, dan bahwa anak-anak dan remaj dengan tipe A biasanya memiliki orang tua yang juga memiliki pola tingkah laku A (Santrock, 2003 : 570).
3. Faktor-Faktor Kognitif
Sesuatu yang menimbulkan stres tergantung pada bagaimana individu menilai dan menginterpretasikan suatu kejadian secara kognitif. Pandangan ini telah dikemukan oleh peneliti bernama Richard Lazarus (1966, 1990, 1993).
Penilaian kognitif (cognitive appraisal) adalah istilah yang digunakan Lazarus untuk menggambarkan interpretasi individu terhadap kejadian-kejadian dalam hidup mereka sebagai sesuatu yang berbahaya, mengancam, atau menantang dan keyakinan mereka apakah mereka memiliki kemampuan untuk menghadapi suatu kejadian dengan efektif (dalam Santrock, 2003 : 563).
Menurut pandangan Lazarus, berbagai kejadian dinilai dua langkah :
a. Penilaian primer (primary appraisal), mengartikan apakah suatu kejadian mengandung bahaya atau menyebabkan kehilangan, menimbulkan suatu ancaman akan bahaya di masa yang akan datang atau tantangan yang harus dihadapi.
1) Bahaya (harm), penilaian terhadap kerusakan yang sudah diakibatkan oleh suatu kejadian.
2) Ancaman (threat), penilaian terhadap kerusakan yang berpotensi terjadi di masa yang akan datang akibat suatu kejadian.
3) Tantangan (challenge), penilaian terhadap potensi untuk mengatasi situasi yang tidak menyenangkan akibat suatu kejadian dan mengambil keuntungan secara maksimal dari kejadian tersebut.
b. Penilaian sekunder (secondary appraisal), mengevaluasi potensi atau kemampuan dan menentukan seberapa efektif potensi atau kemampuan yang dapat digunakan untuk menghadapi suatu kejadian.
Lazarus percaya bahwa pengalaman stres adalah keseimbangan antara penilaian primer dan sekunder. Ketika bahaya dan ancaman tinggi, sementara tantangan dan sumber daya yang dimiliki rendah, stres cenderung akan menjadi berat; bila bahaya dan ancaman rendah, dan tantangan serta sumber daya yang dimiliki tinggi, maka stres akan cenderung menjadi ringan atau sedang (dalam Santrock, 2003 : 563).
4. Faktor-Faktor Sosial Budaya
a. Stres akulturatif
Akulturasi (acculturation) mengacu pada perubahan kebudayaan yang merupakan akibat dari kontak langsung yang sifatnya terus menerus antara dua kelompok kebudayaan yang berbeda. Sedangkan stres akulturatif (acculturative) adalah konsekuensi negatif dari akulturasi.
b. Status sosial ekonomi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan (resilience) terhadap Stres
Menurut Norman Garmezy (dalam Santrock, 2003 : 565) :
1. ketrampilan kognitif (perhatian, pemikiran reflektif) dan respon positif terhadap orang lain
2. keluarga, ditandai dengan adanya kehangatan, keterikatan satu sama lain, dan ada orang dewasa yang memperhatikan
3. ketersediaan sumber dukungan eksternal, seperti ketika kebutuhan yang kuat akan tokoh ibu dapat dipenuhi oleh tokoh guru, tetangga, orang tua teman, atau struktur institusional.

Cara Penanganan Stres
1. Menghilangkan stres mekanisme pertahanan, dan penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut Lazarus (dalam Santrock, 2003 : 566) penanganan stres atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
a. Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi kognitif untuk penanganan stres atau coping yang digunakan oleh individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
b. Coping yang berfokus pada emosi (problem-focused coping)adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.
Strategi penanganan stres dengan mendekat dan menghindar (Santrock, 2003 : 567) :
a. Strategi mendekati (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab stres dan usaha untuk menghadapi penyebab stres tersebut dengan cara menghadapi penyebab stres tersebut atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara langsung
b. Strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stres dan usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stres
Menurut Ebata & Moos, 1994 (dalam Santrock, 2003 : 567) individu yang menggunakan strategi mendekat untuk menghadapi stres adalah remaja yang berusia lebih tua, lebih aktif, menilai stresor utama yang muncul sebagai sesuatu yang dapat dikendalikan dan sebagai suatu tantangan, dan memiliki sumber daya sosial yang dapat digunakan. Sedangkan, individu yang menggunakan strategi menghindar mudah merasa tertekan dan mengalami stres, memiliki stresor yang lebih kronis, dan telah mengalami kejadian-kejadian yang lebih negatif dalam kehidupannya selama tahun sebelumnya.

Berpikir positif dan self-efficacy
Menurut Bandura (dalam Santrock, 2003 : 567) self-efficacy adalah sikap optimis yang memberikan perasaan dapat mengendalikan lingkungannya sendiri.
Menurut model realitas kenyataan dan khayalan diri yang dikemukan oleh Baumeister, individu dengan penyesuaian diri yang terbaik seringkali memiliki khayalan tentang diri mereka sendiri yang sedikit di atas rata-rata. Memiliki pendapat yang terlalu dibesar-besarkan mengenai diri sendiri atau berpikir terlalu negatif mengenai diri sendiri dapat mengakibatkan konsekuensi yang negatif. Bagi beberapa orang, melihat segala sesuatu dengan terlalu cermat dapat mengakibatkan merasa tertekan. Secara keseluruhan, dalam kebanyakan situasi, orientasi yang berdasar pada kenyataan atau khayalan yang sedikit di atas rata-rata dapat menjadi yang paling efektif (dalam Santrock, 2003 : 568).

Sistem dukungan
Menurut East, Gottlieb, O’Brien, Seiffge-Krenke, Youniss & Smollar (dalam Santrock, 2003 : 568), keterikatan yang dekat dan positif dengan orang lain – terutama dengan keluarga dan teman – secara konsisten ditemukan sebagai pertahanan yang baik terhadap stres.

Berbagai strategi penanganan stres
Dalam penanganan stres dapat menggunakan berbagai strategi coping, karena stres juga disebabkan tidak hanya oleh satu faktor, melainkan oleh berbagai faktor (Susman, 1991 dalam Santrock, 2003 : 569).






Penyesuain Diri
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery)
Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.
Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain.
Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapattekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baiksecara moral, sosial, maupun emosional.
Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidakterjadi.

Pertumbuhan personal
Pengertian pertumbuhan personal :
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.
Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.
Dengan adanya naluri yang dimiliki suatu individu, dimana ketika dapat melihat lingkungan di sekitarnya maka secara tidak langsung maka individu akan menilai hal-hal di sekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin yang menerapkan aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang religius.
Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimblkan reflexions.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
1. Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3. Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
McDougall menekankan pentingnya faktor personal dalam menentukan interaksi sosial dalam membentuk perilaku individu. Menurutnya, faktor-faktor personallah yang menentukan perilaku manusia.
Menurut Edward E. Sampson, terdapat perspektf yang berpusat pada persona dan perspektif yang berpusat pada situasi. Perspektif yang berpusat pada persona mempertanyakan faktor-faktor internal apakah, baik berupa instik, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Secara garis besar terdapat dua faktor.

General Adaptation Syndrom (GAS)
a. Fase Alarm ( Waspada)
Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun.
Fase alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.
b. Fase Resistance (Melawan)
Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi gejala stress menurun àtau normal tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.
c. Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.


Daftar Pustaka :

Santrock, John W. Adolescence : Perkembangan Remaja Ed. 6. Jakarta : Erlangga, 2003.
Kartono, K. (2000). Hygiene mental. Bandung: Mandar Maju.

Senin, 07 Maret 2011

Pengertian Kepribadian Menurut Allport, Maslow, Rogers

Kepribadian menurut Allport

Manusia memiliki kepribadian yang dapat terbentuk dari masa kanak-kanak hingga masa dewasa, yang membentuknya dengan kasih dan saying dan rasa aman dari orang tua mereka, karena kodrat manusia adalah positf, penuh harapan dan menyanjung-nyajung sehingga orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tidak sadar, tidak dapt dilihat dan dipengaruhi.
Orang-orang yang sehat tidak di dorong oleh konflik-konflik tidak sadar dan tingkah laku mereka tidak di tentukan oleh setan-setan ada jauh dalam mereka. Individu yang sehat akan mempengaruhi pada tingkat rasional sadar dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan tersebut. Kepribadian yang sehat tidak dipengaruhi oleh trauma-trauma, konflik masa kanak-kanak.
Karena orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan intensitas kearah masa depan sehingga pandangan orang sehat hanya kedepan dan peristiwa yang akan datang. Kepribadian terdiri dari intensi-intensi yang sadar dan sengaja. Kodrat intensional kepribadian sehat yaitu melihat kearah masa depan sehingga mempersatukan seluruh kepribadian .manusia yang sehat memiliki kebutuhan yang terus menerus dan variasi akan sensasi dan tantangan baru dan kepribadian yang sehat tidak perlu menjadi kepribadian yang senang bahagia secara jasmani dan rohani.
Karena bagi Allport kepribadian sehat suram dan penuh rasa sakit dan sedih. kepribadian yang sehat merupakn 2 hal yang terpisah, kepribadian sehat dapat mencintai dan memperluas dirinya kedalam hubungan dengan penuh perhatian dengan orang lain.


Daftar Pustaka

Allprt, G Becoming: Basic Considerations for a Psychologi of Personality. New Haven: Yale University Press, 1995
Personality and Social Encounter. Boston: Beacon Press, 1960
Pattern and Growth in Personality. New York: Holt, Rinehart & Winston 1961
The Person in Psychologi. Boston: Beacon Press, 1968
Madd, S.R. and Costa, P.T. Humanism in Personology: Allport, Maslow and Murray. Chicago: Aldine-atherton, 1972.


Kepribadian Menurut Maslow

Anggapan-anggapan Dasar tentang Manusia
Setiap orang, termasuk teoris kepribadian, memiliki anggapan-anggapan dasar (basic assumtions) tertentu tentang manusia yang oleh George Boeree disebut asumsi-asumsi filosofis (Boeree, 2005 : 23). Anggapan-anggapan dasar yang diperoleh melalui hubungan pribadi atau pengalaman-pengalaman sosial ini secara nyata akan mempengaruhi persepsi dan tindakan manusia terhadap sesamanya.
Dalam konteks para teoris kepribadian, anggapan-anggapan dasar ini mempengaruhi konstruksi dan isi teori kepribadian yang disusunnya. Anggapan-anggapan dasar tentang manusia yang mempengaruhi atau mewarnai teori-teori kepribadian adalah sebagai berikut.

1. Kebebasan – ketidak bebebasan
Ada anggapan bahwa manusia merupakan makhluk yang bebas berkehendak, mengambil sikap, dan menentukan arah kehidupannya. Sebaliknya ada anggapan yang berlawanan dengan itu, bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak bebas. Salah seorang teoris kepribadian, yaitu Abraham Maslow menganggap bahwa manusia merupakan makhluk yang bebas, sementara itu teoris kepribadiannya lainnya diantaranya Freud dan Skinner, menyatakan bahwa pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang perilakunya tidak bebas karena ditentukan oleh sejumlah determinan.

2. Rasionalitas – irasionalitas
Maslow dan para teoris kepribaian humanistik lainnya beranggapan bahwa manusia merupakan makhluk yang perilakunya digerakkan oleh faktor-faktor yang rasional. Sedangkan Freud menganggap bahwa manusia merupakan makhluk yang cenderung irasional. Sementara itu Skinner dan para behavioris lainnya tidak begitu terikat pada anggapan dasar rasional-irasional.

3. Holisme – elementalisme
Menurut Freud dan Maslow manusia hanya dapat dimengerti bila dilihat dan dipelajari sebagai totalitas. Sedangkan Skinner cenderung memenadang menausia secara elemtalisme, bahwa perilaku manusia dapat dipelajari sebagian-sebagian. Hal demikian juga diperkuat dengan pendapatnya bahwa kepribadian adalah sekumpulan tingkah laku yang dipelajari.
4. Konstitusionalisme – environmentalisme
Konstitusionalisme merupakan pandangan yang menyatakan bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh faktor-faktor yang sudah dimiliki sejak lahir atau faktor bawaan. Sedangkan environmentalisme menganggap bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh faktor-faktor yang berasal dari lingkungannya.
Freud dengan teori mengenai naluri yang bersifat bawaan, termasuk teoris kepribadian konstitusionalis, demikian halnya Maslow dengan teori kebutuhan bertingkatnya. Namun komitmen Maslow pada konstitusi-onalisme ini tidak sekuat Freud. Sedangkan Skinner dan para behavioris lainnya beranggapan bahwa perilaku manusia merupakan hasil belajar dari lingkungannya.

5. Berubah – tidak berubah
Anggapan dasar berubah – tak berubah mempersoalkan berubah tidaknya kepribadian individu sepanjang hidupnya. Freud sebagai penganut determinisme, beranggapan bahwa kepribadian individu ditentukan oleh pengalaman masa kanak-kanak awal dan tidak akan berubah sepanjang hidup individu. Sedangkan Maslow dan Skinner beranggapan bahwa kepribadian individu mengalami perubahan sepanjang hidupnya.

6. Subjektivitas – objektivitas
Anggapan dasar tentang subjektivitas dan objektivitas manusia berkenaan dengan persoalan apakah perilaku manusia ditentukan oleh pengalaman personalnya yang subjektif atau faktor-faktor eksternal yang objektif. Rogers, tokoh psikologi fenomenologi dan salah satu tokoh psikologi humanistik, menyatakan bahwa dunia batin atau dunia subjektif individu merupakan penyebab terbesar bagi terjadinya perilaku individu.
Freud dan Maslow berpegang pada anggapan dasar yang sama dengan Rogers bahwa perilaku manusia bersifat subjektif. Sedangkan Skinner menolak pandangan tentang pengalaman subjektif manusia. Dia lebih menitik beratkan pada tingkah laku yang dapat diamati dan diukur secara objektif.


7. Proaktif – reaktif
Pandangan proaktif-reaktif menjelaskan sumber penyebab perilaku manusia. Apakah perilaku manusia didorong oleh faktor-faktor internal atau faktor-faktor eksternal?
Freud dan Maslow merupakah teoris kepribadian yang menganggap bahwa perilaku manusia bersifat proaktif, yaitu lebih banyak digerakkan oleh faktor-faktor internalnya.
Menurut Freud, perilaku manusia didorong oleh faktor internal yang sebagian besar berasal dari alam yang tidak disadari. Sedangkan menurut Maslow, perilaku manusia didorong oleh faktor-faktor internal yang disadari.
Skinner dan para behavioris memandang bahwa perilaku manusia bersifat reaktif. Menurut mereka perilaku manusia merupakan respon terhadap stimulus-stimulus yang datang dari lingkungan.

8. Homeostatis – heterostatis
Konsep homeostatis menjelaskan bahwa perilaku manusia terutama dimotivasi oleh upaya mengurangi atau menghilangkan ketegangan yang terjadi akibat ketidak seimbangan, misalnya lelah, lapar, ingin tahu, dst. Sedangkan konsep heterostatis menjelaskan bahwa perilaku manusia terutama dimotivasi oleh upaya menuju perkembangan dan aktualisasi diri.
Freud merupakan salah satu teoris kepribadian yang berpegang pada konsep homeostatis.
Sedangkan Maslow berpegang pada konsep heterostatis. Sementara Skinner menolak kedua konsep motivasi tersebut. Bagi Skinner, perilaku manusia disebabkan oleh stimulus-stimulus yang datang dari luar dirinya dan bukan kerena motivasi.

9. Dapat diketahui – tidak dapat diketahui
Freud berpandangan bahwa manusia dapat diketahui sepenuhnya melalui metode ilmiah karena perilaku manusia berlangsung berdasarkan hukum-hukum alam. Sejalan dengan pandangan Freud, Skinner menyatakan bahwa melalui observasi-observasi yang sistematis dapat diperoleh pengetahuan yang memadai tentang manusia.
Maslow berpandangan lain dengan Freud dan Skinner. Menurut Maslow manusia tidak bisa diketahui sepenuhnya meskipun dengan uapaya-upaya ilmiah
Semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang di bawa sejak lahir. Untuk mengaktualisasikan diri, karena didorong oleh kebutuhan universal dan jiwa yang dibawa sejak lahir. Persyaratan untuk mencapai aktualisasi diri adalah 4 kebutuhan yang berada dalm tingkat rendah yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan memilki cinta , kebutuhan akan penghargaan.
Kebutuhan Fisiologis yaitu : Kebutuhan yang jelas terhadap makan, air, udara, tidur dan akan seks dan pemuasan terhadap kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan hidup.
Kebutuhan akan rasa aman yaitu : meliputi kebutuhan akan jasmani, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan.
Kebutuhan akan memiliki dan cinta yaitu : menerima nilai-nilai dan sifat-sifat dari orang lain dengan maksut supaya mrasakan perasaan memilik agar memuaskan kebutuhan kita akan cinta dalam membangun suatu hubungan yang akrab, agar dalam hubungan ini kita dapat memberi dan menerima cinta, karena cinta adalah sama penting nya. Maslow percaya makin lama makin sulit memuaskan kebutuhan akan memiliki dan cinta karena mobilitas
Kebutuhan akan penghargaan yaitu : penghargaan dari orang lain dan penghargaan terhadap diri sendiri yang berasal dari orang lainadalah yang paling utama yang berasal dari luar seperti : reputasi , kekaguman, status, popularitas, pretise dll.
Karena bagi Maslow apabila kita telah memuaskan semua kebuthan tersebut maka kita akan didorong oleh kebutuhan yang paling tinggi, kebutuhan akan aktualisasi diri, yang dapat didefenisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dalam semua penggunan bakat kita. Untuk mencapai jaminan, cinta, penghargaan dan pemenuhan tidak akan terjadi apabila kita tidak mengetahui dan lambat sehingga tidak mungkin menjadikan kita orang yang bisa mengaktualisasikan diri sendiri.


Daftar Pustaka

Maslow, A.H. Self-Actualization and Beyond. In J.F.T. Bugental, ed., Challenges of Humanistik Psychology. New York: Mc. Graw-Hill, 1967, hlm. 279-286
Toward a Psychologi of Being, 2nd de. New York: D. Van Nostrand, 1968
Motivation and Personality, 2nd ed. New York: Harper & Row, 1970
The Farher Reaches of Human Nature. New York: Viking, 1971
Hall, M.H. A Conversation with Abraham H. Malsow. Psychology Today, 1968, 2, 34-37, 54-57
Maddi, S.R and Costa, P.T. Humanism in Peronology : Allport, Maslow and Murray. Chicago: Adline-Atherton 1972



Kepribadian Menurut Rogers

Rogers menempatkan suatu dorongan fundamental dalam sistemnya tentang kepribadian yaitu memelihara, mengaktulisasikan dan meningkatkan semua segi individu yang dibawa sejak lahir melalui komponen-komponen pertumbuhan fisiologis dan psikologis.Kecendrungan aktualisasi pada tingkat fisiologis benar-benar tidak dapat di kekang, kecendrungan ini mendorong individu ke depan dari arah salah satu tingkat pematangan ketinggkat pematangan berikutnya. Karena pada tingkat biologis Rogers tidak membedakan antara manusia yang sehat dan manusia yang tidak sehat. Tetapi apabila dihubungkan denga aktualisasi maka jelas berbeda.Rogers percaya bahwa manusia memiliki dorongan sejak lahiruntuk menciptakan dan hasil ciptaan tersebut yang penting diri sendiri.karena orang orang sehat lebih banyak mempunyai tujuan di bandingkan orang-orang yang tidak sehat.

a. Perkembangan Kepribadian ‘Self’
Apabila orang-orang bertanggung jawab terhadap kepribadian mereka sendiri dan mampu memperbaikinya, maka mereka harus menjadi makhluk yang sadar dan rasional.
b. Peranan Positif Regard
Positive regard adalah suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiliki oleh semua manusia, setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak semua anak menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini.
c. Ciri Orang Yang Berfungsi
Manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan (toilet training), penyapihan yang lebih cepat atau pengalaman-pengalaman seks sebelum waktunya

Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

Daftar Pustaka

Rogers, C.R. Client-Centered Therapy: Its Current Pratice, Implicatins, and Theory. Boston: Houghton Mifflin, 1951
On Becoming a Person: A Therapist’s View of Psychotherapy. Boston: Houghton Miffin, 1961
Toward a Scince of the Person. Joutnal of Humanistic Psychology, 1963, 3. 72-97
Hall, M.H. A conversation with Carl Rogers. Psychology Today, 1967,1,18-21,62-66

Kepribadian sehat menurut Psikoanilsa , Humanistik , Behaviorisme

Kepribadian Sehat Menurut Psikoanalisa
Dalam psikologi dikenal berbagai macam mazhab dengan teorinya yang berbeda-beda, begitu juga dengan pengertian kepribadian yang normal berbeda-beda pada tiap mazhab.

Menurut Psikoanalisa:
Kepribadian yang normal (sehat) adalah :

1) Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah

2) Hasil dari belajar dalam mengatasi tekanan dan kecemasan

3) Terdiri dari Id , Ego , Super ego
- Id mempresentasikan dunia batin pengalaman subjektif dan tidak mengenal kenyataan objektif. Id terdiri dari dorongan-dorongan biologis dasar seperti kebutuhan makan, minum, seks, dan agresifitas.
Dalam Id terdapat dua jenis energi yang saling bertentangan dan sangat mempengaruhi kehidupan individu, yaitu insting kehidupan dan insting mati. Dorongan-dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan, dan dalam pemuasannya Id selalu berupaya menghindari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan (prinsip kesenangan atau Pleasure Principle).

- Ego merupakan energi yang mendorong untuk mengikuti prinsip kenyataan. Ego menjalankan fungsi pengendalian agar upaya pemuasan dorongan Id itu realistis atau sesuai dengan kenyataan


- Super Ego adalah hati nurani seseorang yang menilai benar atau salahnya tindakan seseorang. Itu berarti superego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada kesempurnaan.

individu akan menyadari gejala-gejala psikis yang timbul, yaitu :
1). Tingkat sadar atau kesadaran (conscious level)Pada tingkat ini aktivitas mental dapat disadari setiap saat seperti berpikir, persepsi, dan lain-lain.

2). Tingkat prasadar (preconscious level)Pada tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis yang timbul bias disadari hanya apabila individu memperhatikannya, misalnya memori, pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari, dan lain-lain.

3). Tingkat tidak disadari (unconscious level)Pada tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh individu. Gejala-gejala ini muncul misalnya dalam dorongan-dorongan immoral, pengalaman-pengalaman yang memalukan, harapan-harapan yang irasional, dorongan-dorongan seksual yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, dan lain-lain. Tingkat tidak disadari inilah yang merupakan objek studi psikoanalisa


Kepribadian Sehat Menurut Behaviorisme
Behavioristik pada dasarnya berpegang pada keyakinan bahwa banyak perilaku manusia merupakan hasil suatu proses belajar dan karena itu, dapat diubah dengan belajar baru. Behavioristik berpangkal pada beberapa keyakinan tentang martabat manusia, yang sebagian bersifat falsafah dan sebagian lagi bercorak psikologis, yaitu :
1. Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau jelek. Manusia mempunyai potensi untuk bertingkah laku baik atau buruk, tepat atau salah. Berdasarkan bekal keturunan atau pembawaan dan berkat interaksi antara bekal keturunan dan lingkungan, terbentuk pola-pola bertingkah laku yang menjadi ciri-ciri khas dari kepribadiannya.
2. Manusia mampu untuk berefleksi atas tingkah lakunya sendiri,menangkap apa yang dilakukannya, dan mengatur serta mengontrol perilakunya sendiri.
3. Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri pola-pola tingkah laku yang baru melalui suatu proses belajar.
4. Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan dirinya pun dipengaruhi oleh perilaku orang lain.
Prinsip dasar behaviorisme:

1) Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak

2) Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.

3) Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.

4) Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.

Behavioristik di pengaruhi oleh stimulus-respon. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Penguatan tersebut terbagi atas penguatan positif dan penguatan negatif.
Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu. Sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang.


Kepribadian Sehat Menurut Humanistik
Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.

Prinsip- prinsip belajar humanistik:

1. Manusia mempunyai belajar alami
2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya
4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil
5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh caar
6. Belajar yang bermakna diperolaeh jika siswa melakukannya
7. Belajar lancer jika siswa dilibatkan dalam proses belajar
8. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam
9. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri
10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar







Daftar Pustaka
Alwilsol (2004), Psikologi Kepribadian, UMM Press
Freist, J & Freist, Gregory (1998), Theories of Personality, Amerika : Mc Graw Hill.
Hall, Calvin S., & Lindzey, Gardner (2000), Teori-Teori Holistik (Organismik-Fenomenologis), Dr. A. Supratiknya (ed.), Jogjakarta :Kanisius .
Robert, Thomas B., Four Psychologies Applied to Education, 1975, New York, Hals Ted Press Dvision
Smith, Mark K. (1997), Carl Rogers, Core Conditions and Education,
www. Infred.org/thinkers/et-rogers.htm#intro.

Alwisol. (2005) Psikologi Kepribadian. Malang : Penerbit Universitas Muhammadyah Malang.
Boeree, CG. (1997) .Personality Theories :Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. (Alih bahasa : Inyiak Ridwan Muzir). Yogyakarta
Primasophie.Farozin, H. M. Dan Fathiyah, Kartika Nur. (2004) Pemahaman Tingkah Laku. Jakarta Rineka Cipta.Koeswara, E. (1991) Teori-teori Kepribadian. Bandung
Eresco.Sumadi Suryabrata. (2005) Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV Rajawali.Supratiknya, A. (editor) (1993) Teori-teori Holistik : Organismik – Fenomenologis. Yogyakarta : Kanisius.